Kamis, 18 September 2014

ARTIKEL KESEHATAN REMAJA



Serba-serbi Depresi pada Remaja

 Depressed Teen_shutterstock_71237446
Tidakkah sebagian besar remaja suka bersembunyi di kamar mereka dan mengeluh malas bangun pagi untuk berangkat sekolah?

            Kelabilan perasaan dan kegalauan itu wajar dialami oleh para remaja, tapi depresi bukan hanya sekedar mood buruk atau kegalauan sementara – tapi kondisi yang serius. Bila tidak ditangani, depresi pada remaja dapat memicu penyalah gunaan zat (seperti obat-obatan dan alkohol), melukai diri sendiri, kekerasan, kehamilan dan bahkan bunuh diri. Tapi itu belum berarti ‘jalan buntu’, masih banyak cara yang dapat diarahkan oleh para guru, orang tua dan teman-teman. Di sini, kita akan membahas depresi pada remaja.


Memahami depresi pada remaja

Bagi para remaja, depresi dapat menggerogoti kepribadian yang sedang terbentuk, yang berakhir dengan rasa kesedihan, kemarahan atau keputus asaan yang luar biasa.

            Pada kondisi dan situasi yang sama, orang dewasa dapat menolong dirinya sendiri, sementara remaja tidak akan berdaya, dan untuk mengetahui gejala serta perawatan yang mereka butuhkan bergantung dari upaya orang tua dan guru mereka. Jika Anda mempunyai anak remaja, penting untuk mempelajari gejala seperti apa yang muncul dan tindakan apa yang harus diambil saat keadaan darurat.


Tanda – tanda dan gejala

Anak remaja menghadapi banyak tekanan: pubertas, pencarian jati diri mereka dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri di masyarakat, serta transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa dapat memicu konflik di rumah, karena anak pada fase ini mulai menuntut kebebasan mereka dalam segala hal. Dengan semua drama ini, tidak selalu mudah untuk membedakan antara depresi dan sekedar kegalauan remaja biasa. Yang semakin mempersulit adalah remaja yang sedang dilanda depresi tidak selalu menunjukkan kesedihan atau kegalauan – terkadang gejalanya adalah mudah tersinggung, lebih cenderung melawan atau membantah serta kemarahan yang meluap-luap.


Berikut adalah tanda dan gejala yang muncul pada remaja yang mengalami depresi:
• Kesedihan dan keputusasaan
• Mudah tersinggung, kemarahan atau kebencian
• Kegalauan berlebihan dan sering menangis
• Perasaan tidak dihargai dan bersalah
• Menarik diri dari teman-teman dan keluarga
• Kegelisahan dan perasaan bercampur aduk
• Menurunnya antusiasme dan motivasi
• Kelelahan atau melemahnya stamina tubuh
• Hilangnya minat dalam segala aktivitas
• Perubahan pada pola makan dan tidur
• Kesulitan berkonsentrasi
• Pikiran yang selalu berpusat pada kematian dan bunuh diri



Jika Anda tidak begitu yakin apakah anak Anda hanya sedang beranjak remaja, atau benar-benar mengalami depresi, pertimbangkan dari berapa lama gejalanya muncul, dan dapatkan saran yang terpercaya dari dokter Anda dan keluarga.


Ajak mereka bicara

Jika Anda menduga bahwa seorang remaja yang Anda kenal sedang mengalami depresi, ajak mereka bicara saat itu juga. Curahkan rasa kepedulian Anda kepada mereka dengan penuh kasih sayang dan bebas intimidasi. Ungkapkan gejala-gejala depresi yang Anda perhatikan dari mereka dan kenapa itu membuat Anda merasa khawatir. Lalu, ajak mereka untuk mencurahkan isi hati atau keluh kesah mereka tentang apa yang telah mereka alami.

            Awalnya, anak remaja Anda mungkin akan merasa canggung dan sungkan untuk berbagi cerita, atau mungkin juga takut akan disalah pahami. Buatlah janji pertemuan dengan dokter atau psikolog Anda yang terpercaya untuk melakukan pemeriksaan fisik dan tes depresi terhadap anak Anda. Dokter harus mengetahui gejala-gejala yang dialami anak Anda atau informasi tentang adanya riwayat keluarga atau kerabat dekat yang pernah didiagnosis mengidap depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Dhatu Kalvika Sari. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree