Serba-serbi Depresi pada Remaja
Tidakkah
sebagian besar remaja suka bersembunyi di kamar mereka dan mengeluh malas
bangun pagi untuk berangkat sekolah?
Kelabilan perasaan dan kegalauan itu
wajar dialami oleh para remaja, tapi depresi bukan hanya sekedar mood buruk
atau kegalauan sementara – tapi kondisi yang serius. Bila tidak ditangani,
depresi pada remaja dapat memicu penyalah gunaan zat (seperti obat-obatan dan
alkohol), melukai diri sendiri, kekerasan, kehamilan dan bahkan bunuh diri.
Tapi itu belum berarti ‘jalan buntu’, masih banyak cara yang dapat diarahkan
oleh para guru, orang tua dan teman-teman. Di sini, kita akan membahas depresi
pada remaja.
Memahami depresi pada remaja
Bagi
para remaja, depresi dapat menggerogoti kepribadian yang sedang terbentuk, yang
berakhir dengan rasa kesedihan, kemarahan atau keputus asaan yang luar biasa.
Pada kondisi dan situasi yang sama,
orang dewasa dapat menolong dirinya sendiri, sementara remaja tidak akan
berdaya, dan untuk mengetahui gejala serta perawatan yang mereka butuhkan
bergantung dari upaya orang tua dan guru mereka. Jika Anda mempunyai anak
remaja, penting untuk mempelajari gejala seperti apa yang muncul dan tindakan
apa yang harus diambil saat keadaan darurat.
Tanda – tanda dan gejala
Anak
remaja menghadapi banyak tekanan: pubertas, pencarian jati diri mereka dan bagaimana
mereka dapat menyesuaikan diri di masyarakat, serta transisi dari masa
kanak-kanak menuju dewasa dapat memicu konflik di rumah, karena anak pada fase
ini mulai menuntut kebebasan mereka dalam segala hal. Dengan semua drama ini,
tidak selalu mudah untuk membedakan antara depresi dan sekedar kegalauan remaja
biasa. Yang semakin mempersulit adalah remaja yang sedang dilanda depresi tidak
selalu menunjukkan kesedihan atau kegalauan – terkadang gejalanya adalah mudah
tersinggung, lebih cenderung melawan atau membantah serta kemarahan yang
meluap-luap.
Berikut adalah tanda dan gejala yang muncul pada remaja yang mengalami depresi:
• Kesedihan dan keputusasaan
• Mudah tersinggung, kemarahan atau kebencian
• Kegalauan berlebihan dan sering menangis
• Perasaan tidak dihargai dan bersalah
• Menarik diri dari teman-teman dan keluarga
• Kegelisahan dan perasaan bercampur aduk
• Menurunnya antusiasme dan motivasi
• Kelelahan atau melemahnya stamina tubuh
• Hilangnya minat dalam segala aktivitas
• Perubahan pada pola makan dan tidur
• Kesulitan berkonsentrasi
• Pikiran yang selalu berpusat pada kematian dan bunuh diri
Jika
Anda tidak begitu yakin apakah anak Anda hanya sedang beranjak remaja, atau
benar-benar mengalami depresi, pertimbangkan dari berapa lama gejalanya muncul,
dan dapatkan saran yang terpercaya dari dokter Anda dan keluarga.
Ajak mereka bicara
Jika
Anda menduga bahwa seorang remaja yang Anda kenal sedang mengalami depresi,
ajak mereka bicara saat itu juga. Curahkan rasa kepedulian Anda kepada mereka
dengan penuh kasih sayang dan bebas intimidasi. Ungkapkan gejala-gejala depresi
yang Anda perhatikan dari mereka dan kenapa itu membuat Anda merasa khawatir.
Lalu, ajak mereka untuk mencurahkan isi hati atau keluh kesah mereka tentang
apa yang telah mereka alami.
Awalnya, anak remaja Anda mungkin
akan merasa canggung dan sungkan untuk berbagi cerita, atau mungkin juga takut
akan disalah pahami. Buatlah janji pertemuan dengan dokter atau psikolog Anda
yang terpercaya untuk melakukan pemeriksaan fisik dan tes depresi terhadap anak
Anda. Dokter harus mengetahui gejala-gejala yang dialami anak Anda atau
informasi tentang adanya riwayat keluarga atau kerabat dekat yang pernah
didiagnosis mengidap depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya.